Penyebab Muntah dan Penanganannya


Anda pernah merasakan muntah?

Muntah adalah suatu gejala bukan merupakan sebuah penyakit. Gejala ini berupa keluarnya isi lambung dan usus melalui mulut dengan paksa atau dengan kekuatan. Muntah merupakan refleks protektif tubuh karena dapat berfungsi melawan toksin yang tidak sengaja tertelan. Selain itu, muntah merupakan usaha mengeluarkan racun dari tubuh dan bisa mengurangi tekanan akibat adanya sumbatan atau pembesaran organ yang menyebabkan penekanan pada saluran pencernaan. Secara umum, muntah terdiri atas tiga fase, yaitu mual, retching atau manuver awal untuk muntah dan regurgitasi atau pengeluaran isi lambung, usus ke mulut.

Mungkin ini yang menjadi penyebabnya tapi jangan khawatir ada tips penanganannya Kok..

Penyebab muntah:

1.  Infeksi Virus dan Gastroentritis Akut. 

Penyebab paling sering adalah infeksi virus di antaranya adalah gastroenteristis akut biasanya oleh virus khususnya rotavirus. Infeksi diare pada anak paling sering disebabkan karena infeksi rotavirus. Infeksi diare karena rotavirus ini sering diistilahkan muntaber atau muntah berak. Gejala infeksi rotavirus atau virus lainnya berupa demam ringan, diawali muntah sering, diare hebat, dan atau nyeri perut. Muntah dan diare merupakan gejala utama infeksi rotavirus dan dapat berlangsung selama 3-7 hari. Infeksi rotavirus dapat disertai gejala lain yaitu anak kehilangan nafsu makan, dan tanda-tanda dehidrasi. Infeksi rotavirus dapat menyebabkan dehidrasi ringan dan berat, bahkan kematian. Infeksi virus bukan rotavirus biasanya hanya terdapat keluhan muntah sering tanpa diikuti diare yang hebat
    
2. Penderita alergi dan hipersensitif saluran cerna. 

Pada anak penderita alergi khususnya dengan Gastrooesephageal Refluks. Pada penderita ini biasanya keluhan muntah atau gumoh sering saat usia di bawah usia 6- 12 bulan. Setelah usia itu keluhan berangsur berkurang dan akan membaik palaing lama setelah usia 5-7 tahun. Pada umumnya usia 3-6 bulan muntah hanya 2-5 kali perhari dan kan membaik dengan pertambahan usia. Serangan gangguan muntah akan lebih berat saat terjadi infeksi saluran napas atau infeksi virus lainnya. Keluhan infeksi virus biasanya disertai keluhan demam, badan hangat, badan pegal, nyeri otot, sakit kepala, nyeri tenggorokan, batuk atau pilek. Makanan pada penderita alergi makanan bisa menyebabkan muntah tetapi hanya lebih ringan dan dalam beberapa saat akan berkurang. Penderita alergi dengan GER biasanya disertai dengan alergi pada kulit, hidung dan saluran napas.
    
3. Stenosis pilorus 

Pada bayi, ini biasanya menyebabkan "muntah proyektil" sangat kuat dan merupakan indikasi untuk operasi mendesak

4. Obstruksi usus

5. Terlalu banyak Makan

6. Akut abdomen dan / atau peritonitis

7.  Ileus

8. Kolesistitis, pankreatitis, usus buntu, hepatitis

9. Keracunan makanan

10.  Sensory sistem dan otak 

Penyebab dalam sistem sensorik Gerakan: motion sickness (yang disebabkan oleh overstimulation dari labirin kanal-kanal telinga), Ménière penyakit. Penyebab di otak Gegar Otak, Perdarahan otak, Migrain, Tumor otak, yang dapat menyebabkan kerusakan kemoreseptor dan Intrakranial jinak hipertensi dan hidrosefalus

11. Gangguan metabolik

Ini mungkin mengganggu baik perut dan bagian-bagian otak yang mengkoordinasikan muntah) : Hypercalcemia (kadar kalsium tinggi), Uremia (penumpukan urea, biasanya karena gagal ginjal), Adrenal insufisiensi, Hipoglikemia dan Hiperglikemia

12. Kehamilan Hiperemesis, morning sickness

13.  Reaksi obat 

Muntah dapat terjadi sebagai respon somatik akut) alkohol (sedang sakit saat sedang mabuk atau sedang sakit pagi berikutnya, menderita setelah efek, yaitu, mabuk tersebut), opioid, selective serotonin reuptake inhibitor, banyak obat kemoterapi dan beberapa entheogens (seperti peyote atau ayahuasca)

14  Penyakit Norwalk virus, Flu Babi Dan berbai penyakit ionfeksi lainnya

15.  Lain-lain:

-  Gangguan makan (anoreksia nervosa atau bulimia nervosa)
-  Untuk menghilangkan suatu racun tertelan (beberapa racun tidak boleh dimuntahkan karena mereka mungkin lebih beracun ketika dihirup atau disedot, karena lebih baik untuk meminta bantuan sebelum menginduksi muntah)
-  Beberapa orang yang terlibat dalam pesta minuman keras akan menyebabkan muntah dalam rangka untuk memberikan ruang dalam perut mereka untuk konsumsi alkohol lebih lanjut.
-  Setelah operasi (mual dan muntah pasca operasi)
-  Menyenangkan pemandangan, bau atau pikiran (seperti materi membusuk, muntah orang lain, memikirkan muntah), dll
-  Ekstrim nyeri, seperti sakit kepala yang intens atau infark miokard (serangan jantung)
-  Kekerasan emosi
-  Muntah siklik sindrom (kondisi buruk-dipahami dengan serangan muntah)
-  Dosis tinggi radiasi pengion kadang-kadang akan memicu refleks muntah di korban
-  Kekerasan cocok batuk, cegukan, atau asma
-  Gugup
-  Melakukan aktivitas fisik (seperti berenang) segera setelah makan.
-  Dipukul keras di perut.
-  Kelelahan (melakukan latihan berat terlalu banyak dapat menyebabkan muntah tak lama kemudian).
-  Sindrom Ruminasi, gangguan kurang terdiagnosis dan kurang dipahami yang menyebabkan penderita untuk memuntahkan makanan yang tak lama setelah konsumsi.

Dampak dan komplikasi

-  Dehidrasi Tubuh kekurangan cairan, disebut juga dehidrasi. Pada saat muntah, maka isi perut yang kebanyakan adalah cairan akan keluar, sehingga membuat tubuh kehilangan cairan yang tadinya penting untuk berperan dalam homeostasis. Dehidrasi ini akan berimplikasi hipovolemik pada tubuh, kulit kering, rasa haus, lemas, anak gelisah. Bila berat dapat terjadi napas cepat, tekanan darah turun, gangguan jantung, kejang, penurunan kesadaran, bahkan dapat mengancam jiwa.

-  Acidosis metabolik, akibat kekurangan H+ pada lambung.

- Kerusakan gigi akibat tergerus asam lambung (perimylolysis). Pada saat muntah, asam lambung akan keluar bersamaan dengan isi perut. Ketika asam lambung keluar dan berada di dalam mulut, maka akan merusak email gigi sehingga gigi menjadi rapuh dan gampang rusak.

Penanganan


-  Pemberian cairan (minum) untuk menggantikan cairan yang telah hilang dan mencegah terjadinya dehidrasi.

-   Posisikan anak pada posisi telungkup atau miring (miring ke kiri atau ke kanan) untuk menghindari isi muntahan masuk ke saluran napas.

-  Perhatikan tanda-tanda dehidrasi. Dehidrasi adalah keadaan tubuh kekurangan cairan. Dehidrasi dapat terjadi apabila anak muntah terus-menerus. Dehidrasi yang berat dapat mengancam nyawa.

-   Tetap berikan cairan. Pemberian cairan (minum) sangat penting untuk mencegah anak dehidrasi. Apabila anak menolak, tetap bujuk anak untuk minum. Untuk Bayi, bila anda masih menyusui, berikan ASI. Dokter mungkin akan menambahkan cairan elektrolit (oralit). Bila bayi anda mendapatkan susu formula, dokter mungkin akan menggantikan sementara susu formula dengan oralit selama 12-24 jam pertama, atau menganjurkan untuk memberikan susu formula yang 2 kali lebih encer dibandingkan susu formula yang biasa diberikan. Untuk anak yang lebih besar dapat diberikan air, air bercampur gula (1 sendok teh gula dalam 120 ml air), dan oralit. Berikan cairan dalam jumlah sedikit-sedikit tapi sering (1 sendok teh tiap 1-2 menit). Apabila toleransi anak baik atau tidak muntah lagi, tingkatkan jumlah cairan secara bertahap. Apabila anak tetap muntah, tunggu 30-60 menit terhitung sejak muntah terakhir, lalu berikan 1 sendok teh cairan tiap 1-2 menit. Pemberian cairan dalam jumlah sedikit namun frekuensinya sering relatif lebih mudah ditoleransi anak dari pada pemberian dalam jumlah banyak sekaligus.

-  Modifikasi pola makan. Hindari pemberian makanan yang padat, berserat dan keras dan berlemak karena makanan tersebut relatif lebih lama dicerna dan dapat merangsang muntah.

-  Saat muntah berlebihan atau melebihi 5 kali sehari sebaiknya dipuasakan sementara sambil minum obat muntah. Setelah 1 jam baru boleh minum sedikit-sedikit tapi sering.

*Catatan : Penyebab sering (no 1-2) dan penyebab jarang (no. 3-15)

Sumber
Previous
Next Post »
Thanks for your comment